Rivo Torto
Oleh Sdr.Kris Tumpajara,MTB
Tinggal di Kom. Singkawang
Persis di lekukan batang sungai
Kau tanam pohon yang lebih menyerupai tanaman liar,
yang ranting-rantingnya tak beraturan
di kala Assisi terlalu gerah dengan tembok-tembok bata merah
yang kerap membangkitkan amarah
Mengapa kau tidak menanam di bukit Subacio dan memerah ternak para pertapa?
Mengapa kau tidak mengiba pada warisan menek moyangmu yang membuat garis
garis nasibmu lebih terjamin?
Persis, di lekukan batang sungai
Kau dirikan pondok yang lebih menyerupai gubuk liar dan sewaktu-waktu dapat
digusur oleh badai kecongkakan penguasa dengan tembok-tembok keserakahan yang
menggerogoti hati dan pikirannya
Namun, di Rivo Torto
Ada keceriaan terpancar, kesederhanaan terungkap, kemiskinan yang menyalakan
tungku kemurnian hati dan ketaatan pada tempat yang sesungguhnya, pada
petak di lantai yang kau garis dengan tanganmu sendiri
Ya ....di Rivo Torto
Para peziarah dapat memetik buah dari pohon yang kau tanam,
lalu melepas penat perjalanan di bawah rindangnya dedaunan yang menyejukan.
jika senja telah menjemput di ambang barat, tidak seorang pun harus merasa takut
untuk tidak mendapat tempat guna meletakan tubuh
Kini masihkah RivoTorto menjadi Betlehem bagi saudara?
Kini masihkah Rivo Torto menjadi cita-cita bagi saudara?
Waktu yang akan menjawabnya!!!
Oleh Sdr.Kris Tumpajara,MTB
Tinggal di Kom. Singkawang
Persis di lekukan batang sungai
Kau tanam pohon yang lebih menyerupai tanaman liar,
yang ranting-rantingnya tak beraturan
di kala Assisi terlalu gerah dengan tembok-tembok bata merah
yang kerap membangkitkan amarah
Mengapa kau tidak menanam di bukit Subacio dan memerah ternak para pertapa?
Mengapa kau tidak mengiba pada warisan menek moyangmu yang membuat garis
garis nasibmu lebih terjamin?
Persis, di lekukan batang sungai
Kau dirikan pondok yang lebih menyerupai gubuk liar dan sewaktu-waktu dapat
digusur oleh badai kecongkakan penguasa dengan tembok-tembok keserakahan yang
menggerogoti hati dan pikirannya
Namun, di Rivo Torto
Ada keceriaan terpancar, kesederhanaan terungkap, kemiskinan yang menyalakan
tungku kemurnian hati dan ketaatan pada tempat yang sesungguhnya, pada
petak di lantai yang kau garis dengan tanganmu sendiri
Ya ....di Rivo Torto
Para peziarah dapat memetik buah dari pohon yang kau tanam,
lalu melepas penat perjalanan di bawah rindangnya dedaunan yang menyejukan.
jika senja telah menjemput di ambang barat, tidak seorang pun harus merasa takut
untuk tidak mendapat tempat guna meletakan tubuh
Kini masihkah RivoTorto menjadi Betlehem bagi saudara?
Kini masihkah Rivo Torto menjadi cita-cita bagi saudara?
Waktu yang akan menjawabnya!!!
No comments:
Post a Comment